Siang dan Malam
Aku memiliki seorang kakak laki-laki yang berbeda dua tahun di atas ku. Kami bersekolah di TK dan SD yang sama. Meskipun kami satu sekolah itu tidak membuat kemampuan akademis ku sama dengannya. Secara kepribadian kami pun sangat lah berbeda. Aku di sekolah dikenal anak yang bandel, cengeng dan sulit di atur. Sedangkan kakak ku dikenal anak yang pendiam,penurut, dan juga cerdas. Kakak ku itu selalu menjadi kesayangan para guru. Dari kelas satu SD hingga kelas enam SD dia selalu rangking di peringkat 1-3, bahkan dia selalu menjadi peringkat ertama hingga SD kelas 3. Sedangkan aku? Membaca saja aku baru bisa ketika duduk di sd kelas 1 dan itu pun masih mengeja. Tugas-tugas yang diberikan guru-guru ku selalu mama yang mengerjakan. Hingga suatu saat wali kelas ku memanggil ku dan menanyakan siapa yang mengerjakan semua tugas-tugas ku selama ini. Aku pun menjawab bahwa mama lah yang mengerjakannya. Karena pengakuan ku itu guru ku pun menyuruh aku untuk memberi tahu mama, bahwa beliau di minta untuk ke sekolah untuk menghadap guru ku itu. Keesokan harinya ketika mama menghadap guru ku, guru ku bilang pada mama “Bu, Lita memang adiknya Indra tapi mereka bener-bener beda kaya siang dan malam. Tolong dibantu belajarnya di rumah.”.
Aku memiliki seorang kakak laki-laki yang berbeda dua tahun di atas ku. Kami bersekolah di TK dan SD yang sama. Meskipun kami satu sekolah itu tidak membuat kemampuan akademis ku sama dengannya. Secara kepribadian kami pun sangat lah berbeda. Aku di sekolah dikenal anak yang bandel, cengeng dan sulit di atur. Sedangkan kakak ku dikenal anak yang pendiam,penurut, dan juga cerdas. Kakak ku itu selalu menjadi kesayangan para guru. Dari kelas satu SD hingga kelas enam SD dia selalu rangking di peringkat 1-3, bahkan dia selalu menjadi peringkat ertama hingga SD kelas 3. Sedangkan aku? Membaca saja aku baru bisa ketika duduk di sd kelas 1 dan itu pun masih mengeja. Tugas-tugas yang diberikan guru-guru ku selalu mama yang mengerjakan. Hingga suatu saat wali kelas ku memanggil ku dan menanyakan siapa yang mengerjakan semua tugas-tugas ku selama ini. Aku pun menjawab bahwa mama lah yang mengerjakannya. Karena pengakuan ku itu guru ku pun menyuruh aku untuk memberi tahu mama, bahwa beliau di minta untuk ke sekolah untuk menghadap guru ku itu. Keesokan harinya ketika mama menghadap guru ku, guru ku bilang pada mama “Bu, Lita memang adiknya Indra tapi mereka bener-bener beda kaya siang dan malam. Tolong dibantu belajarnya di rumah.”.
Seusainya
pertemuan tersebut mama menyeramahi ku dan mulai keras dan tidak memanjakan aku
lagi. Setiap hari mama membangunkan aku subuh-subuh untuk belajar. Mama mengajari
ku dengan sangat galak dan tegas. Aku selalu menangis ketika belajar dengan
mama. Tidak hanya itu mama menjadi suka membanding-bandingkan aku dengan kakak
ku. Itu merupakan hal yang paling tidak aku sukai. Aku pun bertekat untuk
berubah dan ingin membuat ku bangga.
Semenjak
rutin belajar dengan mama aku sedikit demi sedikit pun berubah. Semenjak duduk
di kelas tiga SD aku sudah mulai ranking, meskipun tidak sebagus kakak ku. Ketika
aku mulai banga dengan prestasi ku di sekolah dan dengan bangga menceritakan
pada mama tapi mama sama sekali tidak senang. Mama masih membandingkan dengan
kakak ku. Mungkin dari awal kalo aku tidak bandel dan mau mandiri mengerjakan
tugas-tugas sekolah ku mama tidak akan membandingkan aku dengan kakak ku. Yang terpikir
ku saat itu aku harus bisa menjadi lebih baik dari kakak ku dan membuat mama ku
bangga. Apakah sekarang mama bangga dengan ku? Aku rasa sudah tapi belum cukup
aku rasa, hingga aku bisa membalas segala budi kedua orang tua ku. Meskipun tidak
akan terbalas setidaknya aku ingin membuat mereka bahagia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar