Selasa, 17 Mei 2011

MANUSIA, HIDUP DAN KEMATIAN

Manusia merupakan mahluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Manusia memiliki dua fase dalam kehidupannya, yaitu disaat hidup dan mati. Ketika seorang ibu sedang mengandung seorang anak dimana usia kandungannya beranjak 7 bulan, dan biasanya pada usia kandungan tersebutlah dimana sebuah janin telah mempunyai jiwa (roh). Saat itu janin bayi telah hidup didalam sebuah kandungan seorang ibu. Ketika Sembilan bulan bayi akan lahir merupakan awal mula kehidupan seorang manusia baru, di kehidupan nyata. Setiap manusia yang hidup memiliki banyak tujuan dalam hidupnya. Ingin menjadi lebih kurus, lebih gemuk, lebih cantik, lebih dewasa atau lebih kaya lagi. Setiap manusia yang hidup pasti memili keinginannya masing-masing. Untuk itulah setiap orang memliki cita-citanya masing-masing. Manusia juga memiliki pedoman dalam hidumnya. Agama biasanya menjadi pedoman tiap manusia, sebagai pandangan atau tuntunan dalam hidup.orang yang tidak memiliki agama tidak terarah kehidupannya. Agama mengajarkan kita bagaimana kita bersikap dan berperilaku selama kita hidup, agar kita bahagia dunia(hidup) dan akhirat(mati). Selama kita hidup gunakan lah waktu sebaik-baiknya untuk melakukan hal yang baik karena kita tidak akan tau kapan kita akan mati. Apabila kita menyia-nyiakan hidup kita didunia jangan kan untuk bahagia selama kita hidup perbuatann kita yang tidak baik pun akan balasanya di waktu ahirat nanti.maka dari itu gunakan lah waktu-watu kita dengan kegiatan yang positif dan selalu mendekatkan diri kita kepada Tuhan yang Maha Esa dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya. Contohnya, ada dua orang yang satu kita sebut A, si A sangat taat kepada Tuhan dia selalu menjalani hidup dengan pedoman kepercayaan yang ada pada agamanya, orang satu lagi kebalikan dari orang pertama kita sebut saja B dia menjalani kehidupannya dengan kehidupan yang tercela(tidak baik). Apa kah kalian tau kehidupan si A yang akan bahagia atau malah si B? kehidupan si A sangat lah bahagia, karena dikelilingioleh orang-orang yang baik dan sangan peduli dengan si A. sedangkan si B dia selalu dikejar-kejar oleh masalah yang dia buat. Jadi kebahagian kalian selama kita didunia, kita sendiri yang menentukannya. Jadi kalian ingin pilih yang mana?

Minggu, 08 Mei 2011

Manusia dan Harapan II



Doa adalah sebuah permohonan yang kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Disaat kita dalam masalah, memohon sesuatu, atau ingin berkeluh kesah itu semua dapat kita lakukan disaat kita berdoa. Sebagai mahluk ciptaan-Nya memang sewajarnya kita selalu berdoa kepada-Nya. Doa juga bukan hanya disaat kita meminta sesuatu, doa juga disaat kita bersyukur atas segala nikmat yang telah Allah berikan. Doa yang kita panjatkan kepada tuhan itu sesuai dengan kepercayaan yang dianut tiap orang. Kepercayaan itu sendiri memiliki arti suatu yang diyakini dan dipercayai oleh seseorang sebagai sebuah petunjuk atau pedoman dalam hidupnya. Dengan adanya berbagai macam kepercayaan maka tempat kita melakukan doa pun berbeda sesuai agama yang diyakininya. Seperti pada agama Islam biasanya, umat muslim selalu berdoa ketika ia sholad, didalam bacaan sholad pun memili arti kita berdoa dan bersyukur kepada Allah. Agama Kristen melakukan doa ketika erada di dalam greja. Sedangkan Hindu dan budha tempat melakukan doanya di wihara. Sebenarnya dimanapun kita berada kita dapat memanjatkan doa kepada Tuhan. Karena Allah maha melihat dan mendengar doa-doa umatnya. Segala doa kita belum tentu langsung terkabulkan.Ketika kita ingin meminta sesuatu dan kita berdoa saja juga tidak akan terkabul. Karena ketehuilah bahwa Allah menyukai orang-orang yang mau berusaha. Jadi kuncinya memang setiap kita memohon dan berdoa, tanpa kita berusaha maka itu akan menjadi sesuatu yang tidak akan tercapai.

Studi Kasus :

Persiapan UN

Sekolah-sekolah Gelar Doa Bersama
Pembekalan kepada para siswa untuk menghadapi ujian nasional tak hanya dengan menggelar try out. Sejumlah sekolah mengadakan kegiatan doa bersama atau istigasah untuk memperkuat mental dan batin para siswa.
Berdasarkan penelusuran Kompas.com, beberapa sekolah di wilayah Jakarta Timur, Jakarta Utara, dan Jakarta Pusat menggelar acara tersebut. Kegiatan doa bersama menjadi agenda tahunan yang selalu digelar sekolah menjelang ujian nasional.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas SMA Negeri 68 Jakarta Murisna Helni mengatakan, sejak tahun lalu sekolahnya mengadakan kegiatan ini.
"Sejak tahun lalu kami mengadakan doa bersama, dan tahun ini adalah kali kedua kami menyelenggarakannya," kata Helni, Selasa (12/4/2011) di Salemba, Jakarta Pusat.
Kegiatan yang sama juga digelar SMA Advent, Jakarta. Salah seorang guru SMA Advent, Ela Poyoh, mengatakan, tak hanya doa bersama, pihaknya juga mengadakan puasa dan kebaktian menjelang UN.
"Setelah buka bersama, kami melaksanakan kebaktian dan ditutup dengan doa bersama," kata Ela.
Ditemui terpisah, Wakil Kepala Sekolah SMA Negeri 24 Jakarta Selatan Rita Hastuti mengungkapkan, sekolahnya akan mengadakan kegiatan doa bersama bersamaan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW pekan ini.
"Kamis depan kami akan menggelar doa bersama, sekaligus memperingati Maulid Nabi dan bakti sosial," ujar Rita.
Sementara itu, beberapa sekolah yang menggelar kegiatan serupa adalah SMAN 13 (Jakarta Utara); SMAN 68, SMA Advent, dan SMA Muhammadiyah (Jakarta Pusat); serta SMAN 6, SMAN 24, SMAN 29, SMKN 40 Jakarta Selatan, SMKN 5, dan SMA Bina Pangudi Luhur (Jakarta Timur).
Opini :
Setelah berjuang menghadapi UAN murid-murid SMA pastinya berharap agar mereka LULUS. Ketidak lulusan sering menjadi momok yang menakutkan bagi sejumlah siswa. Disaat itu lah mereka tak henti-hentinya memanjatkan doa kepada Allah untuk mempermudah harapan mereka untuk lulus. Tapi jika kita merasa sudah berusaha maksimal dan ditambah berdoa, insya Allah harapan untuk lulus pun pasti lah ada. Jadi jangn pernah berhenti berdoa dan berusaha ya .

Manusia dan Harapan

Setiap manusia memiliki banyak harapan-harapan dalam hidupnya. Seperti harapan ingin sukses,ingin bahagia, dan berhasil dalam merencanakan sesuatu. Memiliki harapan itu merupakan sesuatu yang sangat lah wajar. Tapi jangan juga kita memiiki harapan yang terlalu tinggi sedangkan kita tidak mau berusaha untuk menggapai sebuah harapan tersebut. Seperti dalam pepatah Si pungguk merindukan bulan. Karena tercapainya sebuh harapan tersebut apabila kita iringi dengan usaha dan doa. Contohnya si A berharap mendapat nilai yang memuaskan dalam ujian Algoritma, tetapi si A tidak belajar. Kalau sudah seperti itu jangan lah berharap terlalu banyak akan mendapatkan nilai ujian yang bagus.

Studi Kasus :

Mata Bionik, Harapan bagi Tunanetra



Meski masih dalam tahap awal dan baru bisa menampilkan bayangan-bayangan, mata bionik membuat para tunanetra memiliki harapan untuk dapat melihat.
Sistem mata bionik ini terdiri dari kacamata dengan kamera video kecil yang menangkap gambar dan mengubahnya menjadi sinyal listrik. Sinyal tersebut diteruskan ke elektroda yang ditanamkan di mata pasien dengan cara pembedahan. Sinyal tersebut dikirim ke saraf optik dan otak. Pasien akan melihat kilatan cahaya dan bentuk buram.
"Tingkat penglihatannya masih kasar, tetapi ini masih dalam awal perkembangan," kata Gislin Dagnelie, ahli mata yang menangani pasien-pasien tunanetra di Johns Hopkins University, Baltimore.
"Kami masih harus mempelajari cara berkomunikasi dengan retina. Intinya begitu," tambahnya. Dalam waktu 10-15 tahun lagi, menurut Dagnelie, mudah-mudahan sudah ada alat yang benar-benar mengembalikan penglihatan.
Saat ini, alat yang versi barunya bernama Argus II sudah digunakan di Amerika Serikat dan Eropa. Harganya sekitar 100.000 dollar AS.
Elias K (72) adalah salah satu pasien yang sudah menggunakan Argus II. Elias didiagnosis menderitaretinitis pigmentosa yang tidak dapat disembuhkan. Mulai usia 43 tahun, penglihatannya menghilang secara bertahap. Penglihatannya hilang total 5 tahun lalu.
Tahun 2009, Elias diajak dokternya untuk bergabung dalam percobaan teknologi untuk perbaikan mata. Elias antusias untuk ambil bagian. Sekarang, setiap pagi ia mengenakan kacamata, memasang alat nirkabel di pinggangnya, dan berdiri menghadap jendela. Ia menunggu suara mobil mendekat dan ketika mobil itu melintas, ia melihat satu blok cahaya. Elias juga dapat membedakan obyek berwarna cerah yang ditempatkan pada latar belakang gelap. Elias juga dapat berkeliling ruangan dan mengetahui posisi jendela dan pintu.
"Tanpanya aku tidak bisa melihat apa-apa. Namun ketika kugunakan, ada harapan baru," kata Elias yang saat ini berlatih di laboratorium bersama Dagnelie seminggu sekal. Setiap sesi pelatihan, Elias diminta melacak obyek yang tampil di layar komputer. Mereka juga keliling kompleks rumah sakit, belajar menentukan posisi obyek.

Opini :

Kehilangan beberapa fungsi dari tubuh kita memang merupakan hal yang tidak diinginkan oleh siapa pun. Apa lagi sepasang mata kita bila tidak dapat digunakan lagi untuk melihat. Apa bila kita kehilangan fungsi organ kita, pasti kita akan mencari berbagai cara untuk menyembuhkannya. Biasanya bagi penderita tuna netra dilakukan oprasi mata agar, mata dapat berfungsi lagi dengan baik. Dengan adanya mata bionic tersebut pastinya akan membuat sebuah harapan baru bagi penderita tuna netra. Itu akan membuat semaikin besarnya harapan-harapan yang akan terwujud untuk dapat melihat lagi. Keluarnya inofasi-inofasi baru dalam segala kesulitan manusia akan meningkatkan tingkat harapan manusia di setiap kekurangannya. Jadi jangn pernah berhenti untk mewujudkan sesuatu, agar semua harapan dapat tercapai, baik untuk kita maupun orang lain.

Minggu, 01 Mei 2011

Manusia dan Kegelisahaan II



Kesepian pasti pernah dialami oleh tiap orang. Kesepian datang ketika kita merasa sunyi , sepi, hampa dan kosong. Kesepian itu sendiri bukanlah sendirian. Inti perbedaannya terletak pada 2 unsur, yaitu kuantitas dan kualitas hubungan dengan orang lain.
“sendiri, lebih melihat pada unsur kuantitas/ jumlah interaksi dengan individu lain di sekitarnya. Tidak peduli bagaimana kualitas hubungannya.
Faktor-faktor penyebab kesepian antara lain :
a. rasa percaya diri yang rendah
b. perasaan ditolak (tidak diterima oleh teman, atau merasa berbeda)
c. kepribadian introvert
d. ketidakmampuan menjalin hubungan dengan orang lain.
e. konsep diri negatif (rendah diri termasuk di dalamnya)
f. kesepian akan dirasakan semakin parah, bila melihat orang lain tidak kesepian, atau memiliki hubungan yang lebih memuaskan.
Orang yang sering mengalami kesepian biasanya dalam kehidupan bersosialisasi dengan yang lain akan mengalami kesulitan. Mereka lebih suka fokus sama diri sendiri dan kurang mau tahu tentang apa yang dikemukakan orang lain. Kemungkinan hal itu dikarenakan oleh tidak terpenuhinya perhatian dari orang lain. Oleh karena itu, jika ada kesempatan bicara dengan orang lain, mereka akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan akan pengakuan, dengan cara memfokuskan topik pembahasan pada diri sendiri dan kurang berminat dengan topik orang lain.. apa lagi topik tentang orang yang ga ada hubungannya sama sekali dengan mereka, seperti para caleg ato capres/cawapres..



Kesepian Itu Bisa Membunuh!
KOMPAS.com — Hm... siapa bilang berumur panjang itu enak? Bila orang menghadapi usia lanjut seorang diri karena anggota keluarganya sudah tidak tinggal bersama lagi, yang terjadi adalah rasa kesepian. Lalu, ada fakta yang belum diketahui kebanyakan orang.
Jangan mengira bahwa efek dari kesepian yang dialami orang-orang tua hanya terasa dari sisi psikologis. Misalnya, merasa ditinggalkan atau diabaikan. Padahal, kerusakan fisik yang terjadi bisa mengancam kesehatan, sama besarnya dengan obesitas atau merokok.

Hampir satu dari 10 orang lanjut usia menderita kesepian yang intens, sehingga meningkatkan risiko depresi, kurang olahraga, dan kebiasaan makan yang buruk. Oleh karena itu, Age UK Oxfordshire, Counsel And Care, Independent Age, dan WRVS, menggelar Campaign to End Loneliness. Mereka menuntut pengakuan yang lebih besar dari para profesional di bidang kesehatan mengenai hubungan antara kesepian dan kesehatan yang buruk. Tim peneliti ini juga meminta kewaspadaan yang lebih tinggi mengenai kesepian, dan pengaruhnya yang begitu merugikan kaum lansia.

Menurut polling yang melibatkan 2.200 orang, tak sampai satu dari lima orang pernah mendengar atau membaca informasi mengenai kesepian sebagai risiko kesehatan. "Kita perlu mempertimbangkan implikasi emosional dan psikologis tentang jumlah kaum lansia yang semakin banyak," ujar Andrew Barnett dari Calouste Gulbenkian Foundation, yang membiayai kampanye ini.

The World Health Organisation juga menilai kesepian memberikan risiko yang lebih tinggi daripada merokok, dan sama berisikonya dengan diabetes. Dikatakan para peneliti, kurangnya interaksi sosial juga meningkatkan peluang kaum lansia mengidap penyakit degeneratif seperti Alzheimer.
Meningkatnya kasus kesepian pada orang tua sebagian disebabkan oleh bertambahnya harapan hidupnya, dan kehidupan anggota keluarganya yang terpencar-pencar. Lebih dari separuh dari orang usia 75 tahun yang hidup sendiri, dan sekitar satu dari 10 orang tua mengidap kesepian yang kronis. Sedih, ya.
Opini :
Wahh bedasarkan cerita diatas sangat menyedihkan yah melihat para orang tua yang merasa kesepian karena merasa tercampakan. Coba bayangin, ketika para orang tua itu belum setua saat ini pasti kita sangat membutuhkannya. Jadi wajar saja mereka merasa kesepian disaat muda banyak yang nemenin sekarang malah dibuang gitu aja. Jadi jangan sampai kita berbuat seperti itu yah kepada kerabat sekitar kita. Bayangin kalo kita nanti tua yang ditinggalin gitu aja di penitipan lansia.gak kebayang kan sedihnya. Itu juga yang dialami orang tua itu sekarang ini.

Manusia dan Kegelisahaan

Kegelisahan sendiri berasal dari kata gelisah yang berarti tidak tentram hatinya, selalu merasa khawatir,tidak senang tidak sabar, cemas sehingga kegelisahan merupakan hal yang menggambarkan seseorang tidak tentram hati maupun perbuatannya, merasa khawatir, tidak tenang dalam tingkah lakunya, tidak sabar ataupun dalam kecemasan. Setiap manusia pasti pernah mengalami kegelisahan baik intensitasnya sering ataupun jarang, apalagi di era globalisasi seperti saat ini yang membutuhkan tingkat kompetitifitas yang tinggi untuk hidup di dalamnya. Orang gelisah adalah karena mereka takut kehilangan berbagai macam haknya seperti hak untuk hidup, hak milik, hak memperoleh perlindungan dan lain-lain.



STUDI KASUS
Kegelisahan Penjaga Lingkungan
Banjir, longsor, dan kerusakan lingkungan menjadi keresahan hidup Deddy Madjmoe (42). Di Ciledug Wetan, desa kecil di pinggir pantai utara Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, aktivis lingkungan ini memilih mengorbankan waktu dan tenaga untuk menggerakkan puluhan warga guna mengembalikan lingkungan desanya agar hijau lagi.
Deddy akrab dipanggil dengan Deddy Kermit. Panggilan Kermit—si katak hijau dalam serial televisi—itu karena sejak SMA tahun 1987 dia suka mendaki gunung dan aktivitas cinta alam lainnya.
Deddy, yang sehari-hari bekerja sebagai herbalis, sangat memerhatikan ketidakberesan alam. Ia resah melihat sekawanan rusa dan babi hutan yang turun dari hutan di perbukitan karena kekeringan. ”Ini tidak biasa,” katanya suatu saat.
Deddy menangkap keganjilan alam tersebut. Ia tahu betul ada yang tak beres dan dia tak berhenti mencari tahu penyebabnya.
Dua tahun lalu, Deddy dan kawan-kawan dari Perkumpulan Pencinta Kelestarian Alam (Petakala) Grage, Cirebon, melepaskan induk rusa di hutan Gunung Tilu, perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Barat.
Induk rusa itu diharapkan bisa berkembang biak secara alami karena populasinya kian menciut akibat perburuan, permukiman, dan perladangan. Namun kini, rusa-rusa itu justru mendekati perkampungan.
Karena penasaran, Deddy dan kawan-kawannya pun mengadakan survei kecil tentang mata air. Hasilnya, ternyata alam memang sudah terdegradasi. Tiga mata air yang ditemukan ternyata semuanya sudah tak lagi menyediakan air berlimpah.
Mata air di hutan Caringin, misalnya, kering pada musim kemarau. Adapun mata air Jamberancak hanya mengalir dengan volume kecil. Hutan-hutan habitat babi dan rusa yang dahulu hijau berubah menjadi ladang tebu dan tambang pasir. Hutan tak lagi menyediakan cukup air untuk penghuninya, seperti rusa dan babi hutan, pada musim kemarau.
Kegelisahan Deddy berlanjut dan mendorongnya untuk terlibat langsung dalam aksi lingkungan. Pada Januari 2010, saat banjir mengepung Cirebon, pemanjat tebing ini mengabaikan pekerjaannya sebagai herbalis.
Setiap hari ia memantau ketinggian air Sungai Cisanggarung yang hampir selalu meluap saat hujan. Di kala warga lain terlelap tidur, ia memilih menjadi sukarelawan siaga banjir dan membantu warga yang kebanjiran.
Saat tanggul desa jebol dan melimpahkan isi sungai ke perkampungan, merendam persawahan, dan usaha batu bata warga, kegelisahan Deddy pun memuncak. Ia berkali-kali mengadu kepada pemerintah tentang derita warga di wilayahnya akibat banjir karena sedimentasi dan jebolnya tanggul. Karena tak segera ditanggapi, ia dan rekan-rekannya pun akhirnya bergerak sendiri.
Bermodal tenaga dan tekad, Deddy bersama warga dan para aktivis di Petakala Grage membangun tanggul darurat secara swadaya. Modalnya hanya bambu, makanan, dan bantuan tenaga dari warga serta karung dari instansi pemerintah. Hasil kerja dari modal sederhana itu untuk sementara bisa memberikan rasa aman bagi warga.
Langkahnya tidak berhenti di situ. Deddy dan kawan-kawan juga merambah ke Kuningan. Mereka berjuang membuat kawasan karst Goa Indrakila di Kuningan agar tetap lestari.
Kawasan yang menjadi habitat tanaman langka dan macan ini dikhawatirkan rusak akibat kegiatan penambangan pasir. Deddy berpikir menjadikan kawasan ini sebagai ekowisata lebih menguntungkan dalam jangka panjang dibandingkan proses penambangan pasir yang jelas-jelas merusak lingkungan.
”Indrakila bisa terpelihara dengan ekowisata. Penduduk pun akan ikut memelihara karena ini sumber ekonomi mereka,” kata Deddy suatu sore ketika menengok kawasan karst Maneungteung di Cirebon.
Tabungan sendiri
Deddy akrab dengan dunia lingkungan sejak SMA. Panjat tebing dan naik gunung adalah kegiatannya sehari-hari. Dari situlah dia mengenal alam sangat dekat. Bahkan, hidupnya kini tak bisa jauh dari tumbuhan dan hewan.
Meski demikian, Deddy tidak hidup dari kegiatannya yang berkaitan dengan lingkungan. Ia justru yang menghidupi kegiatan itu dengan mendirikan organisasi nirlaba Petakala Grage pada 1986 bersama teman temannya.
Setiap kali mengadakan kegiatan, seperti kerja bakti pembangunan tanggul, penanaman pohon, atau pelepasan rusa, ia rela mengorbankan tabungan pribadinya. Padahal, dari sisi materi, ayah satu anak ini hidup sederhana. Sarana transportasinya hanya sepeda onthel dan istrinya masih bekerja sebagai guru honorer di SD Negeri II Ciledug Wetan.
Tentu saja usaha yang dilakukan Deddy tak bisa berhasil tanpa dukungan rekan-rekannya. Sama halnya dengan Deddy, mereka punya jiwa dan kesadaran lingkungan yang tinggi. Untuk hidup, mereka bekerja sebagai mekanik bengkel atau penjahit. Sebagian hasil kerja mereka itu disumbangkan untuk kegiatan pelestarian lingkungan. ”Ini memang panggilan hidup kami, rasanya tidak rela jika pohon dirusak,” ujar Deddy.
Baru-baru ini, Deddy dan 20 kawannya mencoba menghijaukan Bukit Maneungteung di perbatasan Cirebon dan Kuningan dengan tanaman manoa, asam jawa, dan pinang. Seperti langkah sebelumnya, dia melibatkan warga dan menggunakan dana swadaya dari tabungan pribadi mereka.
Bukit itu sejak bertahun-tahun lalu menarik perhatian mereka karena berubah fungsi dari hutan menjadi tambang pasir. Kini separuh bukit telah hilang karena digali pasirnya. Fungsinya sebagai salah satu sumber penyerapan air di wilayah timur Cirebon kini hilang karena tak ada satu pohon pun yang tumbuh.
Gerakan menanam pohon secara swadaya adalah jawabannya karena belum tampak ada tindakan dari pemerintah untuk menyelamatkan lingkungan hutan tersebut.
Meski bermisi sosial, gerakan Deddy tak selamanya berjalan lancar. Niatnya menghijaukan Bukit Maneungteung seluas lebih dari 5 hektar membuat dia harus berurusan dengan polisi. Polisi melarang kegiatan penanaman pohon di bukit yang kini masih dalam perkara hukum karena penambangan ilegal tersebut.
Namun, jangan sebut dia Deddy Kermit jika menyerah. Dia tetap melanjutkan usaha itu. ”Polisi memegang KUHP sebagai dasar tindakan, tetapi kami pencinta lingkungan berpikir beda. Kalau tidak segera dihijaukan, bagaimana nanti jadinya lingkungan ini,” katanya.
Opini :
Kegelisahan yang dialami Dedy dikarenakan sebagai pencinta lingkungan yang merasa keadaan lingkungan yang terancam kelestarian, keindahannya. Sebagai penciptaa alam Dedy selalu berusaha untuk menjaga alam sekitar dari kerusakan yang terjadi.

Manusia dan Kegelisahaan

Kegelisahan sendiri berasal dari kata gelisah yang berarti tidak tentram hatinya, selalu merasa khawatir,tidak senang tidak sabar, cemas sehingga kegelisahan merupakan hal yang menggambarkan seseorang tidak tentram hati maupun perbuatannya, merasa khawatir, tidak tenang dalam tingkah lakunya, tidak sabar ataupun dalam kecemasan. Setiap manusia pasti pernah mengalami kegelisahan baik intensitasnya sering ataupun jarang, apalagi di era globalisasi seperti saat ini yang membutuhkan tingkat kompetitifitas yang tinggi untuk hidup di dalamnya. Orang gelisah adalah karena mereka takut kehilangan berbagai macam haknya seperti hak untuk hidup, hak milik, hak memperoleh perlindungan dan lain-lain.

STUDI KASUS
Kegelisahan Penjaga Lingkungan
Banjir, longsor, dan kerusakan lingkungan menjadi keresahan hidup Deddy Madjmoe (42). Di Ciledug Wetan, desa kecil di pinggir pantai utara Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, aktivis lingkungan ini memilih mengorbankan waktu dan tenaga untuk menggerakkan puluhan warga guna mengembalikan lingkungan desanya agar hijau lagi.
Deddy akrab dipanggil dengan Deddy Kermit. Panggilan Kermit—si katak hijau dalam serial televisi—itu karena sejak SMA tahun 1987 dia suka mendaki gunung dan aktivitas cinta alam lainnya.
Deddy, yang sehari-hari bekerja sebagai herbalis, sangat memerhatikan ketidakberesan alam. Ia resah melihat sekawanan rusa dan babi hutan yang turun dari hutan di perbukitan karena kekeringan. ”Ini tidak biasa,” katanya suatu saat.
Deddy menangkap keganjilan alam tersebut. Ia tahu betul ada yang tak beres dan dia tak berhenti mencari tahu penyebabnya.
Dua tahun lalu, Deddy dan kawan-kawan dari Perkumpulan Pencinta Kelestarian Alam (Petakala) Grage, Cirebon, melepaskan induk rusa di hutan Gunung Tilu, perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Barat.
Induk rusa itu diharapkan bisa berkembang biak secara alami karena populasinya kian menciut akibat perburuan, permukiman, dan perladangan. Namun kini, rusa-rusa itu justru mendekati perkampungan.
Karena penasaran, Deddy dan kawan-kawannya pun mengadakan survei kecil tentang mata air. Hasilnya, ternyata alam memang sudah terdegradasi. Tiga mata air yang ditemukan ternyata semuanya sudah tak lagi menyediakan air berlimpah.
Mata air di hutan Caringin, misalnya, kering pada musim kemarau. Adapun mata air Jamberancak hanya mengalir dengan volume kecil. Hutan-hutan habitat babi dan rusa yang dahulu hijau berubah menjadi ladang tebu dan tambang pasir. Hutan tak lagi menyediakan cukup air untuk penghuninya, seperti rusa dan babi hutan, pada musim kemarau.
Kegelisahan Deddy berlanjut dan mendorongnya untuk terlibat langsung dalam aksi lingkungan. Pada Januari 2010, saat banjir mengepung Cirebon, pemanjat tebing ini mengabaikan pekerjaannya sebagai herbalis.
Setiap hari ia memantau ketinggian air Sungai Cisanggarung yang hampir selalu meluap saat hujan. Di kala warga lain terlelap tidur, ia memilih menjadi sukarelawan siaga banjir dan membantu warga yang kebanjiran.
Saat tanggul desa jebol dan melimpahkan isi sungai ke perkampungan, merendam persawahan, dan usaha batu bata warga, kegelisahan Deddy pun memuncak. Ia berkali-kali mengadu kepada pemerintah tentang derita warga di wilayahnya akibat banjir karena sedimentasi dan jebolnya tanggul. Karena tak segera ditanggapi, ia dan rekan-rekannya pun akhirnya bergerak sendiri.
Bermodal tenaga dan tekad, Deddy bersama warga dan para aktivis di Petakala Grage membangun tanggul darurat secara swadaya. Modalnya hanya bambu, makanan, dan bantuan tenaga dari warga serta karung dari instansi pemerintah. Hasil kerja dari modal sederhana itu untuk sementara bisa memberikan rasa aman bagi warga.
Langkahnya tidak berhenti di situ. Deddy dan kawan-kawan juga merambah ke Kuningan. Mereka berjuang membuat kawasan karst Goa Indrakila di Kuningan agar tetap lestari.
Kawasan yang menjadi habitat tanaman langka dan macan ini dikhawatirkan rusak akibat kegiatan penambangan pasir. Deddy berpikir menjadikan kawasan ini sebagai ekowisata lebih menguntungkan dalam jangka panjang dibandingkan proses penambangan pasir yang jelas-jelas merusak lingkungan.
”Indrakila bisa terpelihara dengan ekowisata. Penduduk pun akan ikut memelihara karena ini sumber ekonomi mereka,” kata Deddy suatu sore ketika menengok kawasan karst Maneungteung di Cirebon.
Tabungan sendiri
Deddy akrab dengan dunia lingkungan sejak SMA. Panjat tebing dan naik gunung adalah kegiatannya sehari-hari. Dari situlah dia mengenal alam sangat dekat. Bahkan, hidupnya kini tak bisa jauh dari tumbuhan dan hewan.
Meski demikian, Deddy tidak hidup dari kegiatannya yang berkaitan dengan lingkungan. Ia justru yang menghidupi kegiatan itu dengan mendirikan organisasi nirlaba Petakala Grage pada 1986 bersama teman temannya.
Setiap kali mengadakan kegiatan, seperti kerja bakti pembangunan tanggul, penanaman pohon, atau pelepasan rusa, ia rela mengorbankan tabungan pribadinya. Padahal, dari sisi materi, ayah satu anak ini hidup sederhana. Sarana transportasinya hanya sepeda onthel dan istrinya masih bekerja sebagai guru honorer di SD Negeri II Ciledug Wetan.
Tentu saja usaha yang dilakukan Deddy tak bisa berhasil tanpa dukungan rekan-rekannya. Sama halnya dengan Deddy, mereka punya jiwa dan kesadaran lingkungan yang tinggi. Untuk hidup, mereka bekerja sebagai mekanik bengkel atau penjahit. Sebagian hasil kerja mereka itu disumbangkan untuk kegiatan pelestarian lingkungan. ”Ini memang panggilan hidup kami, rasanya tidak rela jika pohon dirusak,” ujar Deddy.
Baru-baru ini, Deddy dan 20 kawannya mencoba menghijaukan Bukit Maneungteung di perbatasan Cirebon dan Kuningan dengan tanaman manoa, asam jawa, dan pinang. Seperti langkah sebelumnya, dia melibatkan warga dan menggunakan dana swadaya dari tabungan pribadi mereka.
Bukit itu sejak bertahun-tahun lalu menarik perhatian mereka karena berubah fungsi dari hutan menjadi tambang pasir. Kini separuh bukit telah hilang karena digali pasirnya. Fungsinya sebagai salah satu sumber penyerapan air di wilayah timur Cirebon kini hilang karena tak ada satu pohon pun yang tumbuh.
Gerakan menanam pohon secara swadaya adalah jawabannya karena belum tampak ada tindakan dari pemerintah untuk menyelamatkan lingkungan hutan tersebut.
Meski bermisi sosial, gerakan Deddy tak selamanya berjalan lancar. Niatnya menghijaukan Bukit Maneungteung seluas lebih dari 5 hektar membuat dia harus berurusan dengan polisi. Polisi melarang kegiatan penanaman pohon di bukit yang kini masih dalam perkara hukum karena penambangan ilegal tersebut.
Namun, jangan sebut dia Deddy Kermit jika menyerah. Dia tetap melanjutkan usaha itu. ”Polisi memegang KUHP sebagai dasar tindakan, tetapi kami pencinta lingkungan berpikir beda. Kalau tidak segera dihijaukan, bagaimana nanti jadinya lingkungan ini,” katanya.
Opini :
Kegelisahan yang dialami Dedy dikarenakan sebagai pencinta lingkungan yang merasa keadaan lingkungan yang terancam kelestarian, keindahannya. Sebagai penciptaa alam Dedy selalu berusaha untuk menjaga alam sekitar dari kerusakan yang terjadi.