Senin, 07 Januari 2013

Peribahasa


PERIBAHASA

Makalah
Ditulis untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia





Oleh
Lalita Pathya Sukma
NPM : 13110957




PROGRAM STUDI SITEM INFORMASI
FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS GUNADARMA
2012






PERIBAHASA

              Peribahasa (dalam bahasa Inggris, proverb) adalah kelompok kata yang mempunyai susunan yang tetap dan mengandung pengertian tertentu, bidal, pepatah, perbandingan, perumpamaan, nasihat, prinsip hidup, atau aturan tingkah laku dengan makna yang luas, mengandung kebenaran, sedap didengar, dan bijak perkataannya.[1] Peribahasa banyak digunakan dalam kehidupan orang-orang jaman dulu. Hal ini disebabkan cara-cara yang seperti ini dianggap sebagai jalan yang paling mudah bagi mereka untuk memberi nasihat, teguran, atau sindiran.
              Peribahasa mengandung sistem budaya masyarakat yang berkaitan dengan nilai-nilai, norma, aturan, dan pandangan hidup yang menjadi acuan bagi anggota masyarakat. Peribahasa sering digunakan dalam percakapan sehari-hari, upacara adat, hajatan, dan sebagainya. Peribahasa merupakan satu sarana enkulturasi dalam proses penanaman nilai-nilai adat dari generasi ke generasi dalam kebudayaan Melayu.
              Perkembangan peribahasa sangat dipengaruhi oleh perubahan yang terjadi di masyarakat. Setiap perubahan yang terjadi, biasanya diiringi dengan lenyapnya peribahasa yang tidak lagi sesuai dengan keaadan yang telah berubah.
              Peribahasa terdiri dari dua jenis, yaitu peribahasa yang memiliki arti lugas dan peribahasa yang memiliki arti simbolis. Peribahasa yang berarti lugas dibedakan menjadi dua, yaitu bidal dan pepatah. Sedangkan yang berarti simbolis adalah perumpamaan. Peribahasa jenis bidal memiliki irama dan rima, sehingga sering juga digolongkan ke dalam bentuk puisi. Contohnya adalah:
·         Ada sama dimakan, tak ada sama ditahan.[2]
Artinya:
Susah dan senang ditanggung bersama.
·         Bagai kerakap tumbuh di batu, hidup segan mati tak mau.[3]
Artinya:
Perihal orang yang sangat sengsara.
              Peribahasa jenis pepatah mengandung isi yang ringkas, bijak, benar, dan seolah-olah dimaksudkan untuk mematahkan ucapan orang lain. Contohnya adalah:
·         Biar lambat asal selamat, takkan lari gunung dikejar[4]
Artinya :
Melakukan sesuatu hendaknya dengan cermat.
              Berkaitan dengan perumpamaan, ungkapannya mengandung arti simbolik, dan biasanya didahului kata seperti, bagai, atau bak. Sebagai contoh:
·         Bagai pungguk merindukan bulan
·         Datar bak lantai papan, licin bak dinding cermin.
              Dalam perkembangannya, karena kegemaran masyarakat Melayu akan peribahasa, maka masuklah beberapa dari bahasa asing. Contohnya:
·         Seperti kata dalam tempurung, gubahan dari bahasa Sansekerta.






[2] Drs. Nur Arifin Chaniago, dkk, 2700 Peribahasa Indonesia, halaman 9.
[3] Drs. Nur Arifin Chaniago, dkk, 2700 Peribahasa Indonesia, halaman 154.
[4] Drs. Nur Arifin Chaniago, dkk, 2700 Peribahasa Indonesia, halaman 166.





Daftar Pustaka



Drs. Nur Arifin Chaniago, dkk. 1999. 2700 Peribahasa Indonesia. Bandung:Pustaka setia.