Sabtu, 09 April 2011

MANUSIA DAN TANGGUNG JAWAB


Tanggung jawab menurut kamus besar Bahasa Indonesia W. J. S. Poerwadarminta adalah “keadaan wajib menanggung segala sesuatunya” artinya jika ada sesuatu hal, boleh dituntut,dipersalahkan, diperkarakan dan sebagainya. Tanggung jawab ini pula memiliki arti yang lebih jauh bila memakai imbuhan, contohnya ber-, bertanggung jawab dalam kamus tersebut diartikan dengan “suatu sikap seseorang yang secara sadar dan berani mau mengakui apa yang dilakukan, kemudian ia berani memikul segala resikonya”. Dalam artian lain, tanggung jawab meminjam istilahnya Bung Hatta adalah integritas individual.
Sikap tanggung jawab ini sewajibnya dimiliki oleh semua orang. Dari kita kecil pun kita telah ditanami sikap untuk bertanggung jawab atas apa yang kita lakukan. Anak-anak dari usian dini memang patut diberikan pendidikan mengenai tanggung jawab karena sikap tanggung jawab itu sangat diperlukan dalam berkehidupan bersosialisasi antar manusia. Salah satu contohnya saja pelajaran bertanggung jawab yang kita berika kepada anak-anak kita adalah ketika dia bermain dia harus bertanggung jawab atas mainan tersebut ketika selesai bermain, yaitu dengan merapikannya kembali seperti sebelum mainan tersebut belum dia mainkan. Ketika dia beranjak remaja disaat dia melakukan kesalahan entah itu dengan teman atau kewajiban dia sebagai siswa terbengkalai sehingga dia tinggal kelas. Jika anak tersebut memiliki rasa tanggung jawab pasti dia akan sadar dan akan memperbaiki segala kesalahannya, sebagai rasa tanggung jawabnya yang telah ada pada diinya dari kecil. Apabila sikap tanggung jawab ini telah kita tanamkan kepada anak-anak dari usia dini, maka dia akan terbiasa untuk melakukan sikap tanggung jawab tersebut. Ketika dia beranjak dewasa dan telah menjadi dewasa, disaat dia dalam berkehidupan bersosialisasi, dalam lingkungan kerja dan lingkungan keluarga akan terbentuk suatu hubungan yang harmonis, dan banyak orang yang mempercayai anak yang terbiasa hidup dengan lingkungan tanggung jawab tersebut.
Coba bandingkan dengan anak yang dari kecil dia tidak ditanami sikap bertanggung jawab apa yang terjadi ketika diusisanya anak-anak ketika dia usai bermain dia tidak akan menghiraukan tugasnya untuk merapikannya kembali. Ketika beranjak remaja, ketika dia melakukan kesalahan atau ketika dia melalaikan kewajibannya sebagai seorang siswa maka dia tidak akan perduli dan tidak akan memperbaiki kondisi kesalahannya dengan mempertanggung jawabkan semua kesalahannya. Dalam lingkungan keluarga, sosialisasi dengan orang lain lingkungan kerja pun dia tidak akan di terima dengan baik oleh orang sekitarnya.
Jadi memiliki rasa tanggung jawab itu sangatlah penting. Karena itu akan membuat kita memiliki rasa disiplin dalam melakukan sesuatu. Dengan sikap itu pula kita akan diterima dengan baik oleh orang sekitar kita. Jadi tanamkanlah sikap tanggung jawab itumulai sedini mungkin. Begitulah menurut saya. Saya akan memberika salah satu contoh studi kasus mengenai rasa tanggung jawan itu sendiri.
Anak Jalanan, Hilangnya Tanggung Jawab Pemerintah

JAKARTA, KOMPAS.com - Banyaknya anak jalanan di Jakarta karena pemerintah membiarkan terjadinya arus urbanisasi. "Penyebab banyaknya anak jalanan di Kota Jakarta akibat kurangnya upaya pemerintah mencegah urbanisasi," kata Direktur Eksekutif Yayasan ISCO (Indonesian Street Chlidren Organization) Ramida Siringoringo di Jakarta, Sabtu (11/7).

Urbanisasi yang berlangsung sejak lama di Kota Jakarta, lanjut dia, terjadi akibat banyak masyarakat pedesaan yang tergiur bekerja di ibukota karena menganggap Jakarta sebagai tempat yang baik untuk mengadu nasib."Banyak masyarakat di pedesaan yang menjual lahan pertanian kemudian mengadu nasib ke ibukota. Namun, setelah sampai di Jakarta mereka akhirnya tidak bisa berbuat apa-apa sehingga menjadi bagian dari penduduk miskin. Kondisi itu diperparah karena pemerintah tidak mau mengurusi," ujar Direktur Eksekutif Yayasan ISCO, yayasan yang banyak membantu dana pendidikan bagi anak jalanan,.

Salah satu upaya mencegah terjadinya urbanisasi ke kota Jakarta menurut Ramida Siringoringo yakni pemerintah harus membuka lapangan kerja seluas-luasnya di pedesaan. "Jika lapangan pekerjaan ada di daerah mereka, tidak mungkin masyarakat dari pedesaan berlomba-lomba mengadu nasib ke Jakarta," ujar Direktur Eksekutif Yayasan ISCO tersebut

Berdasarkan data Badan Pusat Stistik (BPS), jumlah penduduk miskin di Indonesia mengalami peningkatan pada 2008 yakni mencapai 41, 2 juta jiwa. "Selain akibat arus urbanisasi, meningkatnya angka kemiskinan juga disebabkan kenaikan harga kebutuhan pokok dan tidak stabilnya perekonomian dunia yang berimbas pada meningkatnya kemiskinan di Indonesia," katanya.

"Ironisnya, dampak kemiskinan orang tua mereka dirasakan oleh sebagian besar anak sehingga banyak di antara mereka hidup dan tumbuh keras di jalanan tanpa merasakan sentuhan pendidikan sebagai fundamental dasar dalam meraih cita-cita mereka kelak," ungkapnya.

Pada kesempatan yang sama, Pendiri Yayasan ISCO, Josef Fuchs mengungkapkan, ISCO menargetkan akan membantu 200.000 anak kurang beruntung untuk ikut mengenyam pendidikan seperti anak lainnya.

"Setelah membantu 2000 anak selama 10 tahun ini, kami akan lebih banyak lagi memberikan bantuan pendidikan dan kesehatan kepada anak-anak kurang beruntung di Indonesia untuk dapat mewujudkan cita-cita mereka," kata Josef Fuchs.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar