MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP
BAGIAN II
Setelah kita memiliki pandangan hidup dan menentukan citacita, itu semua harus diiringi dengan kebajikan, usaha dan keyakinan. Kebajikan merupakan suatu tindakan, perilaku, kebiasaan untuk berbuat bajik / baik atau dalam kondisi ideal merupakan perilaku yg telah dapat mengikuti tuntunan watak sejati secara alami. Dengan berperperilaku bijak dimanapun kita berada maka kita akan mudah dapat diterima oleh lingkungan mana pun kita berada. Kebijakan itu juga tidak kita berlakukan antar manusia saja. Tapi kita juga dapat berlaku bijak keepada semua makhluk.Agar kita disenangi oleh banyak orang dan didalam Al-qur’an pun Allah menjanjkan kepada tiap muslim yang melapangkan kesusahan utk seorang mukmin di dunia maka Allah akan melapangkan baginya kesusahan dari kesusahan-kesusahan pada hari kiamat dan barangsiapa memudahkan kesukaran seseorang maka Allah akan memudahkan baginya di dunia dan akhirat.. Usaha adalah upaya yang kita lakukan dalam mengerjakan sesuatu. Sesuatu yang kita kerjakan tanpa menggunakan usaha yang keras maka hasilnya pun tidak akan sesuai dengan yang kita harapkan. Jadi usaha itu sangat lah diperlukan dan Allah sangat menyukai mahluk-mahluk-Nya yang selalu berusaha.
STUDI KASUS
Melepas Burung Menebar Kebajikan
Ritual melepas burung dilakukan umat Budha dan Konghucu menjelang Tahun Baru Imlek di Vihara Dharma Bhakti di kawasan Petak Sembilan Glodok, Minggu (7/2/2010).
JAKARTA
Momen tahun baru adalah momen spesial bagi setiap umat beragama. Doa-doa dipanjatkan kepada Yang Esa untuk kehidupan yang lebih baik di tahun yang baru.
Melepas burung itu artinya menebar kebaikan karena burungnya tidak terkurung lagi.
Tak terkecuali momen Hari Raya Imlek bagi umat Buddha dan Konghucu. Sepekan menjelang Hari Raya Imlek 2010, Minggu (7/2/2010), Vihara Dharma Bhakti di kawasan Petak Sembilan, Glodok, Jakarta Pusat, sudah ramai dikunjungi oleh umat Buddha dan Konghucu.
Mereka bersembahyang, memanjatkan doa dengan hio dan bermeditasi. Ada ritual sembahyang umat Buddha dan Konghucu yang menarik di wihara ini. Melepas burung. Tidak semua umat yang datang melakukannya. Seusai bersembahyang di dalam kelenteng, bagi mereka yang mau, bisa melaksanakan ritual melepas burung di depan kelenteng.
Menurut Lingga (51), warga Ancol yang datang bersembahyang di wihara ini, ritual melepas burung memiliki arti tersendiri bagi umat Buddha dan Konghucu. "Kita hanya berbuat kebajikan saja untuk melepas burung-burung itu hidup senang, hidup bahagia di alam bebas. Kalau di dalam kurungan terus kan gimana ya, seperti burung dalam sangkar," tuturnya kepada Kompas.com ketika ditemui di Vihara Dharma Bhakti.
Lingga mengatakan, kebebasan seperti yang ditunjukkan dalam ritual itu jugalah yang diharapkan oleh umat manusia untuk menjalani kehidupan.
Frendy (29), warga Pademangan, mengatakan hal serupa. Menurut Fredy, dengan melepas burung, dirinya sedang melakukan kebajikan. "Bagi kita, melepas burung itu artinya menebar kebaikan karena burungnya tidak terkurung lagi," tegasnya secara terpisah.
Bagi mereka, ritual ini merupakan simbol dari melakukan kebajikan bagi seluruh ciptaan yang hidup di bumi. Dengan demikian, mereka percaya, permohonannya akan didengar Tuhan.
Baik Lingga maupun Frendy juga mengatakan bahwa ritual melepas burung bisa dilakukan kapan saja meski tak semua harus selalu melakukannya. Biasa dilakukan pada momen-momen khusus keagamaan atau dalam memanjatkan permohonan khusus. Mereka mengaku datang ke Vihara Dharma Bhakti untuk sembahyang, termasuk melakukan ritual ini, menjelang Tahun Baru Imlek.
"Biasa dilakukan spesial untuk menjelang tahun baru ini, seperti umat beragama lainnya, selalu lebih meriah. Ada ritual-ritual khusus," kata Lingga. "Kalau saya sih tadi emang pengin aja," ujar Frendy.
Bagi umat Buddha dan Konghucu, ritual ini biasa dilakukan ketika datang sembahyang ke kelenteng setiap tanggal 1 dan 15 ketika bulan benderang atau sering disebut bulan Imlek menurut sistem penanggalan China.
OPINI :
Kepercayaan yang terdapat di agama Budha merupakan suatu ritual atau kepercayaan apabila melepaskan burung itu artinya menebar kebaikan karena burungnya tidak terkurung lagi. Menurut saya kepercayaan tersebut menunjukan sikap kebijaksanaan terhadap hewan. Karena memang hewan itu berasal dari alam. Apabila kita mengurungnya itu tidak jauh lebih baik dr kita harus mengurungnya. Walau dengan alasan kita memeliharanya dengan baik. Dengan melepasnya itu berarti kita telah berbuat baik dengan burung tersebut untuk kembali kealamnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar