Minggu, 27 Maret 2011

Manusia dan Penderitaan Bagian II

Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasmani, dan dapat juga berupa siksaan jiwa atau rokhani. Akibat siksaan yang dialami seseorang, timbullah penderitaan.
Di dalam kitab suci diterangkan jenis dan ancaman siksaan yang dialami manusia di akhirat nanti, yaitu siksaan bagi orang-orang musyrik, syirik, dengki, memfitnah, mencuri, makan harta anak yatim, dan sebagainya. Antara lain, ayat 40 surat Al Ankahut menya¬takan :
"masing-masing bangsa itu kami siksa dengan ancaman siksaan, karena dosa-dosanya. Ada diantaranya kami hujani dengan batu-batu kecil seperti kaum Aad, ada yang diganyang dengan halilintar bergemuruh dahsyat seperti kaum Tsamud, ada pula yang kami benamkan ke dalam tanah seperti Qorun, dan ada pula yang kami tenggelamkan seperti kaum Nuh. Dengan siksaan-siksaan itu, Allah tidak akan menganiaya mereka, namun mereka jualah yang menganiaya diri sendiri, karena dosa-dosanya.
Siksaan yang dialami manusia dalam kehidupan sehari-hari banyak terjadi dan banyak dibaca di berbagai media massa. Berikut ini adalah contoh penderitaan yang dialami anak manusia karena penyiksaan.

STUDI KASUS


PAPUA

JAKARTA, KOMPAS.com — Nama besar korps Tentara Nasional Indonesia atau TNI kembali tercoreng. Sebuah video berdurasi 4 menit 47 detik yang beredar sejak Sabtu (16/10/2010) lalu di situs YouTube itu menggambarkan penganiayaan yang dilakukan oleh militer Indonesia atas sejumlah warga Papua, yang dituduh terlibat Organisasi Papua Merdeka atau OPM.
"Hey kau bajingan, kami menjalankan perintah negara," kata salah satu serdadu berseragam TNI sambil menendang kepala salah satu warga Papua yang terduduk di rumput. Begitulah adegan awal dalam video yang dilansir sebuah lembaga bernama Asian Human Rights Commission.
Video yang kental berbau propaganda untuk menjatuhkan TNI dan juga Pemerintah Indonesia dalam penanganan masalah separatisme di Papua tersebut diklaim terjadi pada bulan Oktober 2010 di kawasan Tingginambut, Puncak Jaya, Papua.
Tendangan dan pukulan helm baja ke arah kepala beberapa warga Papua dalam video itu ternyata hanya bagian kecil dari kekejian yang terekam dalam video tersebut. Sebab, pada bagian selanjutnya terekam penyiksaan yang lebih parah.
Satu lelaki Papua yang mengenakan kaus hitam-merah ditidurkan di atas tanah, dengan dada diinjak dan sebilah parang siap menyembelih lehernya. Pemandangan lebih mengenaskan terjadi pada menit selanjutnya. Satu warga Papua lain terbaring telentang di atas tanah tanpa pakaian. Kedua tangan dan kakinya diikat. Sambil lehernya diinjak, ia terus ditanya tentang tempat penyimpanan senjata milik OPM oleh orang-orang berpakaian preman.
Hasil tayangan video ini menunjukkan, setelah pria tersebut menjawab dengan menyebutkan lokasi penyimpanan senjata ada di sebuah kandang babi, salah satu interogator berteriak: "Bohong, bohong."
Puncaknya, interogator lain menganiaya pria Papua itu dengan menggunakan sebatang kayu yang diambil dari kobaran api dan masih mengepulkan asap. Lalu ia membakar kelamin lelaki naas itu dengan kayu tadi. Pria ini lantas mengerang kesakitan, terlebih tindakan itu dilakukan berulang kali.
Lembaga Asian Human Rights Commission yang melansir video ini terlihat mengarahkan hasil rekaman tersebut untuk mempropagandakan kekejaman Indonesia dalam penanganan Papua. Dalam salah satu bagian video tersebut, mereka menuliskan, "Indonesia ratified the United Nations Convention Against Torture in 1998, but has still not stopped using torture".
Berita soal penganiayaan TNI ini telah dimuat—setidaknya—oleh salah satu surat kabar di Australia,Sydney Morning Herald. Namun, hingga berita ini diturunkan, belum ada klarifikasi dan komentar terkait penyebaran video kekerasan tersebut yang disampaikan pihak pemerintahan Indonesia ataupun TNI.

OPINI:
Banyak sekali kasus-kasus penganiayaan yang ada di Indonesia. Penganiayaan yang dilakukan sesorang berdampak penderitaan bagi orang yang mengalaminya. Penganiayaan dapat terjadi karena beberapa factor. Seperti kemiskinan seseorang yang mengakibatkan orang lain melakukan penganiayaan tehadap orang lain untuk menghasilkan uang. Kedudukan dapat menjadi salah satu factor seseorang dapat melakukan bentuk penganiayaan, seseorang yang memiliki kedudukan sering melakukan sesuatu semaunya dan seenaknya karena memliki jabatan padahal tindakan itu berakibat menganiaya seseorang. Menjatuh kan pihak lain pun sering menjadi factor utama orang sering melakukan tidak penganiayaan. Seperti terror-teror yang dilakukan beberapa pihak untuk menjatuhkan atau mengincar warga asing, tapi korbannya pun banyak terdapat warga Indonesia. Orang yang memiliki gangguan jiwa pun kerap melakukan tindak penganiayaan terhapat orag yang disekitarnya.
Penganiayaan merupakan sesuatu yang dapat menghawatirkan setiap orang. Karena penganiayaan itu kapan saja dapat kita temui. Pengeniayaan itu sendiri menurut saya dapat kita tangani atau mencegahnya. Sebisa mungkin kita tidak mengundang kejahatan seperti memakai perhiasan yang berlebihan. Ciptakan lingkungan yang saling tenggangrsa,toleransi, dan menjaga tiap perilaku kita terhadap orang lain. Karena menurut saya segalabentuk kejahatan itu dapat bermula dari kita sendiri. Jadi jangan lah kita mengundang dan menjadi pelaku penganiayaan terhadap orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar