Jumat, 05 April 2013

Tulisan 1 Bahasa Indonesia

Bapak Ku Keras Bapak Ku Sayang

Aku merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Aku memiliki satu orang kakak laki dan satu orang adik laki-laki. Oleh karena itu aku merupakan anak perempuan satu-satunya bagi kedua orang tua ku. Sebagai anak perempuan semata wayang bukan berarti ke dua orang tua ku memanjakan aku.  Bapak ku merupakan orang yang sangat sayang kepada semua anaknya terutama pada ku. Meskipun begitu beliau merupakan seorang yang sangat keras dalam mendidik anaknya. Sebagai anaknya, tentunya aku mewarisi sifatnya yang keras itu. Jika menurut beliau adalah “A” maka saya harus menjalankannya, jika saya berbuat salah beliau akan sangat memarahi saya dan beliau melarang saya dalam banyak hal.  Oleh karena itu percecokan sering terjadi di antara kami. Diantara perdebatan yang sering kami lakukan aku sadar meskipun beliau begitu keras mendidik ku, beliau selalu sayang dan menlindungiku.
 Seperti pada tahun kemarin tepatnya di bulan Juni, aku beserta keluarga berkesempatan untuk pergi umroh. Menurut ku diantara semua ibadah yang kami lakukan di sana, yang paling berat adalah pada saat melakukan tawaf kedua. Hal yang membuat hal tersebut sulit adalah ketika tawaf kedua dilakukan di tengah siang hari bolong, dan jamaah haji pada saat itu berkalikali lipat lebih banyak di bandingkan dengan tawaf yang pertama. Badan ku jika dibandingkan para jamaah haji bisa dikatakan sangat kecil. Tentunya itu membuat ku kesulitan dalam menjalankan ibadah tersebut. Takut terinjak, tertinggal rombongan  haji ku, dan aku takut pingsan karena tergencet oleh ribuan orang yang sedang melaksanakan ibadah tawaf juga. Dengan niat karena Allah aku pun melakukan ibadah tersebut sambil mengucapkan Bismillah. Pada saat mulai semua hal yang aku takutkan ternyata benar adanya. Badan ku tergencet oleh banyak orang sesak sekali rasanya. Namun bapak dari belakang dengan sigap melindungi ku. Beliau memegang tangan ku dan menjaga ku agar aku tetap kusyu dalam menjalankan ibadah ini. Di sekitar ka’bah ada yang namanya hijir ismail. Semua para jemaah tentunya ingin sekali solat di dalam sana, termaksut aku. Tapi melihat penuh sesaknya tempat itu aku sedikit pesimis bisa melksanakan solat di dalam sana. Namun aku, keluarga ku beserta beberapa rombongan ku masuk ke dalam sana. Kami saling bergantian untuk melakukan solat. Saat itu aku melihat sedikit tempat untuk solat maka aku gunakan kesempatan untuk solat. Dibenak ku aku takut ketika solat banyak kaki yang menginjak kepala ku dan melangkahinya. Tapi ternyata bapak melindungi aku saat aku solat hingga selesai. Bahkan berkat beliau aku bisa menjalankan beberapa rakaat solat. Semenjak itu aku semakin sadar bahwa tidak ada orang lain yang menyayangi ku selain orang tua ku. Meskipun bapak ku keras dan galak, beliau adalah orang yang sangat penyayang terhadap semua anaknya. Terima kasih bapak J..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar