Minggu, 08 Mei 2011

Manusia dan Harapan

Setiap manusia memiliki banyak harapan-harapan dalam hidupnya. Seperti harapan ingin sukses,ingin bahagia, dan berhasil dalam merencanakan sesuatu. Memiliki harapan itu merupakan sesuatu yang sangat lah wajar. Tapi jangan juga kita memiiki harapan yang terlalu tinggi sedangkan kita tidak mau berusaha untuk menggapai sebuah harapan tersebut. Seperti dalam pepatah Si pungguk merindukan bulan. Karena tercapainya sebuh harapan tersebut apabila kita iringi dengan usaha dan doa. Contohnya si A berharap mendapat nilai yang memuaskan dalam ujian Algoritma, tetapi si A tidak belajar. Kalau sudah seperti itu jangan lah berharap terlalu banyak akan mendapatkan nilai ujian yang bagus.

Studi Kasus :

Mata Bionik, Harapan bagi Tunanetra



Meski masih dalam tahap awal dan baru bisa menampilkan bayangan-bayangan, mata bionik membuat para tunanetra memiliki harapan untuk dapat melihat.
Sistem mata bionik ini terdiri dari kacamata dengan kamera video kecil yang menangkap gambar dan mengubahnya menjadi sinyal listrik. Sinyal tersebut diteruskan ke elektroda yang ditanamkan di mata pasien dengan cara pembedahan. Sinyal tersebut dikirim ke saraf optik dan otak. Pasien akan melihat kilatan cahaya dan bentuk buram.
"Tingkat penglihatannya masih kasar, tetapi ini masih dalam awal perkembangan," kata Gislin Dagnelie, ahli mata yang menangani pasien-pasien tunanetra di Johns Hopkins University, Baltimore.
"Kami masih harus mempelajari cara berkomunikasi dengan retina. Intinya begitu," tambahnya. Dalam waktu 10-15 tahun lagi, menurut Dagnelie, mudah-mudahan sudah ada alat yang benar-benar mengembalikan penglihatan.
Saat ini, alat yang versi barunya bernama Argus II sudah digunakan di Amerika Serikat dan Eropa. Harganya sekitar 100.000 dollar AS.
Elias K (72) adalah salah satu pasien yang sudah menggunakan Argus II. Elias didiagnosis menderitaretinitis pigmentosa yang tidak dapat disembuhkan. Mulai usia 43 tahun, penglihatannya menghilang secara bertahap. Penglihatannya hilang total 5 tahun lalu.
Tahun 2009, Elias diajak dokternya untuk bergabung dalam percobaan teknologi untuk perbaikan mata. Elias antusias untuk ambil bagian. Sekarang, setiap pagi ia mengenakan kacamata, memasang alat nirkabel di pinggangnya, dan berdiri menghadap jendela. Ia menunggu suara mobil mendekat dan ketika mobil itu melintas, ia melihat satu blok cahaya. Elias juga dapat membedakan obyek berwarna cerah yang ditempatkan pada latar belakang gelap. Elias juga dapat berkeliling ruangan dan mengetahui posisi jendela dan pintu.
"Tanpanya aku tidak bisa melihat apa-apa. Namun ketika kugunakan, ada harapan baru," kata Elias yang saat ini berlatih di laboratorium bersama Dagnelie seminggu sekal. Setiap sesi pelatihan, Elias diminta melacak obyek yang tampil di layar komputer. Mereka juga keliling kompleks rumah sakit, belajar menentukan posisi obyek.

Opini :

Kehilangan beberapa fungsi dari tubuh kita memang merupakan hal yang tidak diinginkan oleh siapa pun. Apa lagi sepasang mata kita bila tidak dapat digunakan lagi untuk melihat. Apa bila kita kehilangan fungsi organ kita, pasti kita akan mencari berbagai cara untuk menyembuhkannya. Biasanya bagi penderita tuna netra dilakukan oprasi mata agar, mata dapat berfungsi lagi dengan baik. Dengan adanya mata bionic tersebut pastinya akan membuat sebuah harapan baru bagi penderita tuna netra. Itu akan membuat semaikin besarnya harapan-harapan yang akan terwujud untuk dapat melihat lagi. Keluarnya inofasi-inofasi baru dalam segala kesulitan manusia akan meningkatkan tingkat harapan manusia di setiap kekurangannya. Jadi jangn pernah berhenti untk mewujudkan sesuatu, agar semua harapan dapat tercapai, baik untuk kita maupun orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar