PERIBAHASA
Makalah
Ditulis
untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia
FAKULTAS
ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS
GUNADARMA
2012
PERIBAHASA
Peribahasa (dalam bahasa Inggris, proverb) adalah kelompok kata yang
mempunyai susunan yang tetap dan mengandung pengertian tertentu, bidal,
pepatah, perbandingan, perumpamaan, nasihat, prinsip hidup, atau aturan tingkah
laku dengan makna yang luas, mengandung kebenaran, sedap didengar, dan bijak
perkataannya.[1]
Peribahasa banyak digunakan dalam kehidupan orang-orang jaman dulu. Hal ini
disebabkan cara-cara yang seperti ini dianggap sebagai jalan yang paling mudah
bagi mereka untuk memberi nasihat, teguran, atau sindiran.
Peribahasa mengandung sistem
budaya masyarakat yang berkaitan dengan nilai-nilai, norma, aturan, dan
pandangan hidup yang menjadi acuan bagi anggota masyarakat. Peribahasa sering
digunakan dalam percakapan sehari-hari, upacara adat, hajatan, dan sebagainya.
Peribahasa merupakan satu sarana enkulturasi dalam proses penanaman nilai-nilai
adat dari generasi ke generasi dalam kebudayaan Melayu.
Perkembangan peribahasa sangat
dipengaruhi oleh perubahan yang terjadi di masyarakat. Setiap perubahan yang
terjadi, biasanya diiringi dengan lenyapnya peribahasa yang tidak lagi sesuai
dengan keaadan yang telah berubah.
Peribahasa terdiri dari dua jenis,
yaitu peribahasa yang memiliki arti lugas dan peribahasa yang memiliki arti
simbolis. Peribahasa yang berarti lugas dibedakan menjadi dua, yaitu bidal dan
pepatah. Sedangkan yang berarti simbolis adalah perumpamaan. Peribahasa jenis
bidal memiliki irama dan rima, sehingga sering juga digolongkan ke dalam bentuk
puisi. Contohnya adalah:
·
Ada
sama dimakan, tak ada sama ditahan.[2]
Artinya:
Susah
dan senang ditanggung bersama.
·
Bagai
kerakap tumbuh di batu, hidup segan mati tak mau.[3]
Artinya:
Perihal
orang yang sangat sengsara.
Peribahasa jenis pepatah
mengandung isi yang ringkas, bijak, benar, dan seolah-olah dimaksudkan untuk
mematahkan ucapan orang lain. Contohnya adalah:
Artinya
:
Melakukan
sesuatu hendaknya dengan cermat.
Berkaitan dengan perumpamaan,
ungkapannya mengandung arti simbolik, dan biasanya didahului kata seperti,
bagai, atau bak. Sebagai contoh:
·
Bagai
pungguk merindukan bulan
·
Datar
bak lantai papan, licin bak dinding cermin.
Dalam perkembangannya, karena
kegemaran masyarakat Melayu akan peribahasa, maka masuklah beberapa dari bahasa
asing. Contohnya:
[2] Drs. Nur Arifin Chaniago, dkk, 2700 Peribahasa Indonesia, halaman 9.
[3] Drs. Nur Arifin Chaniago, dkk, 2700 Peribahasa Indonesia, halaman 154.
[4] Drs. Nur Arifin Chaniago, dkk, 2700 Peribahasa Indonesia, halaman 166.
Daftar
Pustaka
Drs. Nur Arifin Chaniago, dkk.
1999. 2700 Peribahasa Indonesia. Bandung:Pustaka setia.